Sejarah Kompleksitas
  • 08:33, 04.07.2024

Sejarah Kompleksitas

Complexity Gaming, umumnya disebut sebagai Complexity atau COL, adalah sebuah waralaba esports Amerika yang berkantor pusat di Frisco, Texas. Didirikan pada tahun 2003 oleh Jason Lake, waralaba ini telah berkembang menjadi salah satu organisasi paling menonjol dan bertahan lama di dunia esports. Mereka berkompetisi dalam berbagai permainan, termasuk Counter-Strike 2, Apex Legends, FIFA, Fortnite, Hearthstone, Madden, Magic: The Gathering Arena, Rocket League, dan Valorant. Waralaba ini beroperasi dari Legion by Lenovo Esports Center, sebuah fasilitas pelatihan canggih yang terletak di The Star, dan memiliki sejarah kaya yang ditandai oleh pencapaian signifikan dan perubahan kepemilikan yang terkenal.

 
 

BACA LEBIH LANJUT: Sejarah NAVI

Pendirian dan Tahun Awal (1998–2007)

Complexity Gaming dimulai oleh Jason Lake sebagai sebuah klan Counter-Strike: 1.3 pada tahun 1998. Pada tahun 2003, Lake mengubah klan tersebut menjadi sebuah tim profesional dengan membayar dua gamer dari kantongnya sendiri, sehingga secara resmi mendirikan Complexity Gaming. Awalnya, Lake adalah pemain sekaligus manajer, namun pada 2004, dia beralih ke peran administratif dan pelatihan untuk mengelola tim dengan lebih baik.

Selama tahun-tahun awal ini, Lake, yang merupakan seorang pengacara real estat yang berbasis di Atlanta, Georgia, membiayai gaji dan biaya perjalanan tim dari kantong pribadinya. Pada tahun 2007, dia telah menginvestasikan lebih dari $400.000 ke dalam tim. Complexity Gaming dengan cepat menjadi kekuatan kompetitif, mencapai kemenangan signifikan seperti Kejuaraan Intel Musim Panas 2006 dan DirecTV Championship Gaming Invitational. Keberhasilan ini membuat Lake menjual timnya ke DirecTV seharga $100.000, dan tim tersebut diubah namanya menjadi Los Angeles Complexity, bergabung dengan Championship Gaming Series.

Sepanjang awal tahun 2000-an, banyak anggota staf yang berkontribusi untuk meningkatkan profil organisasi. Anggota terkenal termasuk Kyle "kuniva" Shellhouse, Jordan "p4t" Taylor, Rick "digx" Martinez, dan Shane "exica" Bailey, yang semuanya memainkan peran penting dalam pembuatan konten, rekrutmen, grafik, dan animasi.

Pertumbuhan dan Ekspansi Lanjutan (2008–2016)

Setelah Championship Gaming Series bubar pada 2008, Complexity terus beroperasi, menurunkan tim dalam permainan seperti Counter-Strike: Global Offensive, Call of Duty: Black Ops II, dan Dota 2. Organisasi ini menjadi anggota G7 Teams, kelompok yang mempromosikan esports di akhir 2000-an. Meskipun Complexity sempat dikeluarkan dari grup tersebut, mereka ditambahkan kembali pada 2009.

Selama periode ini, Complexity meraih penempatan yang mengesankan dalam berbagai kompetisi, termasuk posisi ke-3 di Dreamhack Winter 2009 dan posisi ke-2 di IEM IV American Championship. Mereka juga terjun ke Quake Live, merekrut pemain seperti Sander "Vo0" Kaasjager dan Brian "dkt" Flanders, dan berkompetisi dalam permainan seperti Madden NFL 2010, Team Fortress 2, dan FIFA 10.

Pada 2013, Complexity memenangkan kejuaraan Call of Duty: Black Ops II di ESWC 2013. Namun, pada 2014, mereka menjual tim Call of Duty-nya ke Evil Geniuses. Pada 2015, Complexity mengakuisisi tim Heroes of the Storm Barrel Boys, dengan roster yang termasuk Stafford "McIntyre" McIntyre, Alexei "Blinks" Bazhenov, Drew "Trummel" Trummel, Aaron "Erho" Kappes, dan Edward "TigerJK" Hong.

Tim Dota 2 Complexity lolos ke The International 2015 melalui turnamen kualifikasi regional, meskipun tidak menerima undangan langsung. Tim ini berbasis di sebuah gaming house dekat Fort Lauderdale, Florida, yang menunjukkan komitmen Complexity untuk menyediakan fasilitas kelas atas bagi para pemain mereka.

 
 
Tanpa hallzerk, Tanpa Kemuliaan: Kejatuhan Complexity di BLAST Austin Major 2025
Tanpa hallzerk, Tanpa Kemuliaan: Kejatuhan Complexity di BLAST Austin Major 2025   
Article

Penjualan kepada Jerry Jones dan John Goff (2017–2024)

Pada 2017, Complexity Gaming mengalami perubahan signifikan dalam kepemilikannya ketika pemilik Dallas Cowboys Jerry Jones dan investor real estate John Goff membeli organisasi tersebut. Akuisisi ini menandai era baru bagi Complexity, yang kemudian pindah ke Frisco, Texas, dan bergabung dengan The Star, Markas Besar Dunia Dallas Cowboys. Jason Lake tetap menjadi CEO tim, sementara rekan pendiri Jason Bass menjual sahamnya dalam organisasi.

Di bawah kepemilikan baru, Complexity Gaming melihat investasi besar dan perbaikan dalam infrastruktur. Pada 2019, GameStop mensponsori pembangunan markas dan fasilitas pelatihan baru, GameStop Performance Center, dalam kompleks The Star. Fasilitas canggih ini berfungsi sebagai pusat operasi dan pelatihan tim, semakin memperkuat kehadiran Complexity dalam industri esports.

Selama periode ini, Complexity memperluas jangkauan kompetitifnya, menambahkan tim Rocket League pada 2018 dan berkolaborasi dengan desainer Luke Millanta pada 2019 untuk menciptakan koleksi skin senjata Counter-Strike: Global Offensive berlabel Complexity. Inisiatif ini membantu meningkatkan visibilitas waralaba dan keterlibatan dengan komunitas game.

Reakuisisi oleh Jason Lake (2024–sekarang)

Pada 2024, Complexity Gaming mengalami perubahan kepemilikan lainnya ketika Jason Lake mengakuisisi kembali organisasi tersebut seharga $10,36 juta dari GameSquare Holdings. Reakuisisi ini mengikuti merger GameSquare dengan FaZe Clan dan merupakan bagian dari langkah strategis untuk memastikan pertumbuhan dan kemandirian Complexity yang berkelanjutan. Kesepakatan tersebut mencakup pembayaran awal sebesar $75,000 dan catatan penjual bernilai sekitar $9.61 juta, dengan GameSquare berhak mendapatkan 50% dari hasil dari ekuitas yang didapat Global Esports di atas $500,000.

Di bawah kepemimpinan Lake yang diperbarui, Complexity Gaming bertujuan untuk membangun kembali sejarah dan warisan yang kaya dalam industri esports. Salah satu pencapaian signifikan selama periode ini adalah kembalinya Complexity ke scene kompetitif tingkat atas dengan tampil di final IEM Sydney 2023, menandai final tier 1 pertama mereka dalam beberapa tahun. Selain itu, mereka meraih kemenangan trofi pertama mereka dalam 14 tahun di ESL Challenger at DreamHack Summer 2024.

 
 

BACA LEBIH LANJUT: Sejarah jL

Kesimpulan

Perjalanan Complexity Gaming dari pendiriannya pada tahun 2003 hingga statusnya saat ini sebagai organisasi esports terdepan adalah bukti ketahanan, visi strategis, dan komitmen terhadap keunggulan. Selama bertahun-tahun, waralaba ini telah menavigasi perubahan kepemilikan yang signifikan, memperluas portofolio kompetitifnya, dan berinvestasi dalam fasilitas canggih. Dengan Jason Lake kembali memimpin, Complexity Gaming siap melanjutkan warisannya dalam kesuksesan kompetitif dan inovasi di dunia esports yang terus berkembang. Sambil menatap masa depan, Complexity tetap berdedikasi untuk mendorong batas-batas esports dan memberikan pengalaman kelas atas untuk para pemain dan penggemar.

Konten tambahan tersedia
Kunjungi Twitter bo3.gg
Stake-Other Starting
Komentar
Berdasarkan tanggal